Wednesday, October 5, 2011

kisah wali songo

Buku yang berisi riwayat para penyebar agama Islam di Nusantara ini, dimaksudkan sebagai masukan data, sumber inspirasi para penulis scenario drama, sinetron, film dan sebagainya untuk ditampilkan lagi dengan suasana yang lebih memikat di hati para permisa.



Para Wali tersebut, kebanyakan sakti, berkaromah, lebih hebat ketimbang Pendekar Ulat Sutra maupun Pemanah Burung Rajawali. Para Wali bersifat luwes, tegas, agung, berwibawa, belas kasih, dan telaten dalam membina masyarakat yang masih awam maupun masyarakat yang sudah mapan pengalamannya terhadap pengetahuan agama.

Kami tidak hanya menuliskan tentang riwayat Wali Sanga itu sendiri, melainkan juga menenuliskan riwayat sebagaian murid-murid dan orang-orang terkenal yang erat kaitannya dengan sejarah hidup Wali Sanga.

Kaum orientalis dan mereka yang memusuhi Islam telah menuduhkan suatu kebohongan besar atas sejarah Wali Sanga, ini dapat kita lihat pada dialog antara Sunan Kalijaga dengan Prabu Brawijaya yang termuat dalam Serat Darmo Gandul. Di situ penulis Darmo Gandul sengaja melecehkan ajaran-ajaran agama Islam dan mendiskreditkan Raden Patah selaku Sultan Demak Bintoro sebagai anak durhaka karena berani menyerang ayahandanya selaku Raja Majapahit. Padahal Majapahit bukannya jatuh oleh Demak, melainkan oleh seorang raja Keling atau Kediri. Baru sesudah itu pihak Demak yang note bene pewaris Kerajaan Majapahit menyerang Raja Girindrawardhana dari Kediri.

Ada juga data nyleneh dari Babad Tanah Jawa yang harus kita waspadai sebagai penyusupan tangan-tangan jahil atas kesucian diri para Wali.

Selaku muslim yang baik tentu kita tidak boleh tinggal diam atas intervensi ini. Itulah sebabnya kami sengaja menyusun buku ini dengan versi yang agak lain dari yang sudah ada. Bukannya kami mengada-ada, tetapi menampilkannya kembali dari sudut pandang yang berbeda. Dan jelas akan menyimpang dari literature yang ada.

Para Wali sama sekali tidak menggunakan kekerasan untuk berdakwah. Mereka menempuh jalan damai, dakwah bil hal, dengan tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri yang sesuai denga ajaran Islam. Sehingga tampaklah mutu dan ketinggian agama Islam yang sangat demokratis itu.

Mereka juga memanfaatkan media masyarakat pada saat itu sebagai sarana penunjang dakwah. Mereka berusaha keras menciptakan budaya baru yang penuh kreatifitas sehingga lahirlah aneka jenis mainan dan dolanan anak-anak yang bernafaskan falsafah Islami, baik berupa tembang atau lagu, gending tarian dan aneka jenis permainan lainnya.

Mereka juga menciptakan sastra Jawa yang sangat tinggi nilai estetis dan falsafahnya, seperti Suluk, lakon Wayang Caranga Dewa Ruci, dan beberapa karya sastra lainnya. Kisah perjuangan mereka sangat unit. Pada saat berhadapan dengan rakyat jelata, rakyat awam, orang-orang sakti, para sarjana (Brahmana dan pendeta Budha) maupun ketika berhadapan dengan para penguasa.

Kita menuju keberhasilan mereka pantas kita renungkan, kita jadikan pijakan untuk melangkah di jaman modern ini dengan tantangan dakwah yang berbeda namun pada hakekatnya sama yaitu MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM di daerah masing-masing.
download artikel, klik Kisah_Wali_Songo

0 comments:

Post a Comment